fbpx
Kucing tidur terus, normal atau sakit?

Kucing tidur terus, normal atau sakit?

Kucing termasuk anabul yang sangat aktif. Namun tidak jarang kita melihat ia tidur sepanjang hari. Apakah kucing tidur terus menandakan ia sakit?

Kucing adalah hewan yang terkenal dengan kebiasaan tidurnya yang banyak. Meskipun terkadang terlihat seperti mereka tidak melakukan apa-apa, tetapi sebenarnya tidur merupakan hal penting bagi kesehatan dan kebahagiaan kucing.

Tidur dapat memperbaiki dan memperbaharui sel-sel tubuh mereka, mempertahankan sistem kekebalan tubuh, dan memperkuat ingatan. Selain itu, tidur juga membantu kucing mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati mereka.

Rata-rata kucing tidur sekitar 12-16 jam sehari, bahkan ada yang bisa tidur hingga 20 jam sehari. Kucing juga memiliki jam biologis yang berbeda dengan manusia. Mereka lebih aktif di malam hari dan lebih suka tidur di siang hari. Dalam keadaan liar, kucing biasanya memburu mangsa pada malam hari dan tidur di tempat yang aman dan terlindungi di siang hari.

Selama tidur, kucing sering mengubah posisi dan dapat memasuki tidur yang lebih dalam dan singkat selama beberapa menit, kemudian bangun dan melakukan aktivitas lain, seperti menjilati diri atau makan, sebelum kembali tidur lagi.

Selain itu, lingkungan yang aman dan nyaman juga dapat membuat kucing merasa lebih tenang dan santai. Kucing cenderung tidur lebih lama ketika mereka merasa aman dan nyaman di lingkungan sekitar mereka. Jadi, jika kucing Anda tidur terus menerus, kemungkinan besar itu adalah hal yang normal bagi mereka, dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun kucing sakit juga dapat menunjukkan perilaku banyak tidur. Namun akan muncul gejala lain seperti tidak nafsu makan dan badan terasa panas. Apakah kucingmu mengalami gejala tersebut? Atau ada gejala lain yang muncul? Pawrents dapat konsultasi online dengan dokter hewan melalui Aplikasi Satwagia.

Download aplikasinya di Appstore dan Playstore sekarang!

Tumbuhan liar dengan efek seperti Catnip pada kucing, Sering ada di pekarangan

Tumbuhan liar dengan efek seperti Catnip pada kucing, Sering ada di pekarangan

 

Catnip merupakan tumbuhan dengan nama Nepeta cataria yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tengah dan beberapa bagian Cina. Daun dan bunga catnip mengandung senyawa kimia yang disebut nepetalaktone yang dapat memicu respon pada sistem syaraf kucing. Jika senyawa ini terhirup oleh kucing, akan memberikan efek yang mirip dengan feromon sehingga kucing bereaksi seakan akan sedang birahi. Kucing akan berguling-guling, menggosokkan muka pada catnip, dan melompat-lompat kegirangan. Efek yang membuat kucing bahagia ini dapat digunakan untuk meminimalisir stress an perilaku negatif.

 

Tidak semua kucing akan respon dengan catnip karena hal ini dipengaruhi oleh faktor genetika tiap kucing. Respon terhadap catnip hanya terjadi sekitar 15 menit. Kemudian catnip tidak memberikan efek lagi 30 menit hingga beberapa jam kemudian. Selain kucing, catnip juga memberikan efek terhadap famili kucing lain seperti singa dan harimau.

 

Namun tahukah pawrents jika ada juga tumbuhan liar yang memiliki efek seperti catnip? Tumbuhan ini memiliki banyak sebutan seperti akar kucing, kucing galak, dan anting-anting. Nama ilmiahnya adalah Acalypha indica. Tumbuhan ini sering tumbuh liar di pekarangan dan memiliki kandungan salah satunya isodihydronepetalactone. Ketika kucing mngendus akarnya, kucing akan terstimulasi dan berperilaku sama seperti mengendus catnip.

Anabul mengalami hairball? 7 fakta yang perlu diketahui

Anabul mengalami hairball? 7 fakta yang perlu diketahui

 

Saat anabul grooming badannya atau anabul lainnya, rambut dapat tertelan dan masuk ke saluran pencernaan. Rambut yang tertelan ini disebut hairball. Berikut adalah fakta yang perlu pet owner ketahui mengenai hairball.

 

  1. Walaupun hairball umum terjadi di kucing, anjing juga dapat mengalaminya.
  2. Kucing yang sering mengalami hairball memiliki bulu yang panjang sehingga mudah tertelan saat menggrooming tubuhnya. Pawrents dapat mengurangi intensitas hairball dengan sering menyisir rambutnya agar rambut yang rontok tidak terjilat dan tertelan
  3. Hairball pada anjing sering terjadi pada anjing yang mengalami masalah kulit, seperti gatal dan rambut rontok. Gatal menyebabkan anjing sering menjilati badannya sehingga rambut sering tertelan. Gatal dapat disebabkan karena kutu, jamur, bakteri dan alergi. Konsultasikan ke dokter hewan mengenai permasalahan kulit anabulmu untuk diberi penanganan yang tepat.
  4. Rambut tersusun oleh keratin yang tidak bisa tercerna. Normalnya setelah tertelan rambut akan keluar melalui kotoran atau dimuntahkan. Tetapi jika rambut tidak dapat dimuntahkan atau dikeluarkan melalui kotoran, akan terkumpul dan dapat menyumbat saluran pencernaan.
  5. Tanda-tanda jika anabul mengalami hairbal adalah adanya muntah bulu atau kotoran bercampur bulu.
  6. Jika hairball tidak dapat dikeluarkan dan menyumbat saluran pencernaan, anabul akan mengalami gejala tidak nafsu makan, muntah atau konstipasi. Karena gejalanya yang tidak spesifik, perlu pemeriksaan dokter hewan. Dokter akan melakukan pengecekkan seperti meraba bagian perut, USG atau Xray.
  7. Hairball adalah kondisi yang normal. Asalkan tidak menyebabkan penurunan kondisi kesehatan seperti lesu dan tidak mau makan. Normalnya hairball terjadi sebulan sekali, jika lebih dari itu perlu dicari tahu penyebabnya agar dapat mengurangi intensitasnya.

 

Pawrents dapat konsultasi masalah kesehatan anabul melalui Aplikasi Satwagia ya!

Mengapa kucing takut saat di Grooming? 6 Tips Grooming Untuk Grooming Kucing Reog

Mengapa kucing takut saat di Grooming? 6 Tips Grooming Untuk Grooming Kucing Reog

Mengapa kucing takut saat di Grooming? 6 Tips Grooming Untuk Grooming Kucing Reog

 

Sebagai pet owner, pasti ingin melihat kucingnya cantik dan bersih. Namun kadang tidak semua kucing suka untuk di grooming. Bahkan reog saat dimandikan. Melatih kucing agar tenang saat grooming memang membutuhkan waktu. Seringkali pet owner memaksakan kucingnya yang takut grooming, namun perlu diingat bahwa hal ini dapat menyebabkan kucing trauma, tidak ingin grooming dikemudian hari bahkan menyebabkan stress dan penurunan kondisi kesehatan. Bagaimana cara agar kucing lebih menikmati sesi groomingnya? Simak tips berikut ini

 

1. Pengenalan terhadap alat grooming

Kucing perlu dilatih secara berkala, dimulai mengenalkan dengan alat-alat grooming seperti sisir. Kemudian bisa dilanjutkan dengan memotong kuku (simak juga : cara memotong kuku kucing).

 

2. Mengenalkan dengan air

Jangan mengguyur kucing dengan tiba-tiba, atau menggunakan air pancuran karena kucing akan terkejut dan merasa terancam. Gunakan air hangat agar kucing merasa lebih tenang. Coba basahi kucing secara perlahan.

 

3. Menenangkan saat panik

Ajak kucing bicara dengan lembut. Jika mulai panik pegang area tengkuknya atau biasa disebut scuffing. Metode ini sangat penting agar dapat secara mudah mengendalikan gerakan kucing dan agar tidak agresif.

 

4. Keringkan badannya

Usap dengan handuk kering untuk menyerap basah. Kemudian segera dikeringnkan dengan dryer. Jangan jemur kucing dibawah terik matahari terlalu lama karena dapat menyebabkan kepanasan (heat stroke). Pastikan seluruh tubuh kucing kering.

 

5. Berikan hadiah

Jangan lupa selalu berikan hadiah saat kucing mulai terbiasa dengan step-step diatas. Lakukan secara berulang di sesi grooming selanjutnya, agar kucing semakin terbiasa dan tidak takut lagi dengan grooming.

 

6. Jangan dipaksakan

Saat kucing menunjukkan dia sangat stress, sudahi sesi mandi karena perasaan stress saat mandi akan mempersulit sesi grooming dikemudian hari. Selain itu akan merusak hubungan antara kucing dan parentsnya.

 

Melatih kucing agar tidak takut grooming memang membutuhkan kesabaran dan teknik yang tepat. Dengan itu lambat laun kucing akan mempercayaimu dan tidak takut lagi untuk di grooming.

Berencana vaksin anabul?  Yuk ketahui jenis vaksin untuk anjing dan kucing

Berencana vaksin anabul? Yuk ketahui jenis vaksin untuk anjing dan kucing

Seperti manusia, anabul juga membutuhkan vaksin. Vaksin juga perlu booster agar tetap efektif. Sehingga perlu menjadwalkan vaksin anabulmu agar vaksin tetap efektif dalam melindungi dari penyakit virus. Untuk mengetahui lebih lanjut, baca artikel : Usia berapa kucing  dan anjing memerlukan vaksin? cek jadwalnya!

Vaksin berdasarkan urgensinya dibagi menjadi core vaccine (vaksin utama) dan non-core vaccine (vaksin tidak utama). Core vaccine adalah vaksin yang direkomendasikan untuk semua anabul karena tingkat penularan penyakitnya yang tinggi, sedangkan non-core adalah vaksin yang dibutuhkan anabul sesuai dengan gaya hidup, area geografi tempat tinggal dan resiko terpaparnya penyakit. Contohnya ada beberapa kucing atau anjing direkomendasikan untuk non core vaccine karena selalu berada diluar / outdoor, sering diajak travelling, atau tinggal di wilayah yang endemis dengan penyakit tertentu, misalnya penyakit rabies.

 

 

1. Vaksin untuk kucing

Vaksin kucing dapat dimulai dari usia 6 minggu, atau sesuai dengan rekomendasi dokter hewanmu karena perlu menyesuaikan kondisi anabul seperti kondisi kesehatan, berat badan dan lain sebagainya.

 

Berikut adalah core vaccine pada kucing. Seringkali disebut dengan FVRCP:

1. Feline Viral Rhinotracheitis (FVR)

Penyakit ini disebabkan oleh virus Feline Herpervirus 1 (FHV-1). Dapat menyebabkan gangguan pernafasan atas seperti pilek, bersin, dan mata berair.

2. Feline Calicivirus (FCV)

Disebabkan oleh virus Feline Calicivirus. Seperti FHV-1, virus ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan atas, dan disertai gejala sariawan, luka area lidah, bibir dan hidung. Beberapa juga menunjukkan gejala lebih parah seperti infeksi di organ dalam.

3. Feline Parvovirus (FPV)

Menyebabkan penyakit Feline Panleukopenia atau juga disebut Feline Distemper. Penyakit ini sangat menular dan memiliki tingkat kematian tinggi karena menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala yang muncul antara lain tidak nafsu makan, muntah, demam, dan diare.

 

Berikut adalah Non-core vaccine pada kucing:

1. Rabies

Rabies merupakan penyakit zoonosis (dapat menular ke manusia dan ditularkan oleh manusia). Untuk wilayah dimana Rabies menjadi endemik, vaksin ini akan sangat direkomendasikan untuk diberikan. Rabies menyerang sistem syaraf pusat sehingga dapat berakibat fatal. Gejala yang nampak antara lain perilaku agresif, disorientasi, dan kematian.

2. Chlamydia felis

Chlamydia felis adalah bakteri yang hidup didalam sel, seringnya di area konjungtiva mata. Kucing yang terinfeksi akan menunjukkan gejala pilek, batuk, bersin, mata bengkak dan berair dan belekan. Sering kali vaksin ini digabungkan dengan FVRCP.

3. Feline Leukemia Virus (FeLV)

Virus ini berbahaya untuk kucing tertuama kitten. Gejala yang muncul di minggu pertama nampak ringatn, namun setelah beberapa bulan muncul gejala sperti tidak nafsu makan, berat badan turun, lemas, muntah dan gejala spesifik lain tergantung dari organ tubuh yang terserang seperti gejala gangguan reproduksi, syaraf, autoimun, anemia dan lain sebagainya. Virus ini hanya dapat ditularkan dengan kontak langsung dengan hewan terinfeksi.

4. Bordetella bronchiseptica

Bakteri yang menyebabkan penyakit pernafasan atas. Sering menyerang kucing dengan populasi yang besar. Bakteri dapat hidup didalam tubuh kucing dan tidak menyebabkan gejala, namun menularkan bakteri ke kucing lain. Saat kondisi tubuh melemah, stress atau sedang terinfeksi penyakit lain seperti FCV atau FVR, bakteri dapat menimbulkan gejala.

 

 

2. Vaksin untuk Anjing

Vaksin anjing dapat dimulai dari usia 6 minggu, atau sesuai dengan rekomendasi dokter hewanmu karena perlu menyesuaikan kondisi anabul seperti kondisi kesehatan, berat badan dan lain sebagainya.

 

Berikut ini adalah core vaccine untuk anjing:

1. Canine Parvovirus (CPV)

Parvovirus tergolong virus dengan penularan yang tinggi pada anjing. Puppy sangat rentan dengan penyakit ini. Virus akan menyerang sistem pencernaan dan menyebabkan kurangnya nafsu makan, muntah, demam, dan diare yang berdarah. Resiko dehidrasi sangat tinggi saat terpapar virus ini dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga perlu segera ditangani oleh dokter hewan.

2. Canine Distemper Virus (CDV)

Virus ini dapat menyerang sistem pernafasan, saluran pencernaan dan sistem syaraf. Anjing yang tertular akan menunjukkan gejala mata berair, pilek, demam, batuk, muntah, diare dan bahkan kejang, lumpuh hingga menyebabkan kematian. Ada yang menyebut penyakit ini “hard pad” karena menyebabkan bantalan kaki anjing menebal dan mengeras. Anjing yang sembuh dari penyakit distemper sering kali mengalami gangguan permanen pada pengelihatan, sistem syaraf dan gigi.

3. Canine Adenovirus (CAV)

Merupakan virus yang menyebabkan penyakit hepatitis pada anjing. Namun berbeda dengan penyebab penyakit hepatitis pada manusia. Gejala yang muncul antara lain demam, muntah, perut sakit saat dipegang, dan mukosa berwarna kuning. Penyakit ini juga daapat menyebabkan kematian.

 

Non-core vaccine untuk anjing antara lain:

1. Rabies

Sama seperti di kucing, rabies merupakan penyakit zoonosis dan berakibat fatal. Gejala awal yang muncul antara lain halusinasi, air liur banyak, takut dengan air, lumpuh hingga menyebabkan kematian.

2. Bordetella bronchiseptica

Merupakan bakteri yang menyebabkan gejala batuk, muntah dan kehilangan nafsu makan. Merupakan penyakit yang sangat menular terutama anjing yang tinggal di populasi tinggi.

3. Leptospira

Bakteri Leptospira dapat menginfeksi dengan gejala demam, muntah, sakit di area perut, tidak nafsu makan, diare, lemah, dan mukosa menguning. Namun ada beberapa anjing juga tidak menunjukkan gejala. Bakteri ini tergolong zoonosis (menular ke manusia dan dapat ditularkan oleh manusia).

4. Canine Parainfluenza (CPIV)

Merupakan salah satu virus penyebab kennel cough, yaitu penyakit saluran pernafasan atas yang penularannya tinggi pada anjing yang tinggal di populasi banyak. Gejala yang muncul antara lain batuk, bersin, pilek, dan lesu.

 

10 Tanda Anabul Kamu Terinfeksi Cacing dan bagaimana cara menanganinya!

10 Tanda Anabul Kamu Terinfeksi Cacing dan bagaimana cara menanganinya!

 

Menemukan cacing pada anabul memang hal yang menggelikan untuk beberapa pet parents. Namun perlu diketahui bahwa cacingan dapat menjadi permasalahan serius jika dibiarkan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui pet parents mengenai cacingan pada anabul.

 

Mengapa anabul bisa tertular cacing?

Kontak langsung dengan cacing atau telur cacing dari kotoran anabul lain dapat menyebabkan penularan ke anabul yang sehat. Selain itu, anabul yang suka memangsa hewan kecil juga beresiko tinggi tertular cacing, karena ada cacing tertentu yang memiliki siklus hidup didalam daging hewan-hewan yang suka dimangsa kucing.

 

Apakah kucing dan anjing bisa saling menularkan cacing

Kucing bisa tertular cacing dari anjing, dan sebaliknya. Karena ada beberapa spesies cacing yang dapat menginfeksi keduanya. Penularan bisa terjadi secara langsung melalui kotoran, dan juga melalui kutu yang mengandung telur cacing dan termakan oleh anabul.

 

Tanda-tanda anabul terinfeksi cacingan

  1. Rambut kusam
  2. Perut buncit
  3. Nafsu makan tinggi namun susah gemuk
  4. Sering menggosok gosok area pantat karena gatal
  5. Diare, kadang disertai darah
  6. Kotoran/pup keluar cacing

Jika kondisi dibiarkan maka akan muncul gejala seperti :

  1. Lemas
  2. Gusi pucat
  3. Tidak nafsu makan
  4. Muntah cacing

 

Cara mencegah agar anabul tidak tertular cacing

Dokter hewan akan merekomendasikan untuk pemberian obat cacing seperti Drontal sesuai jadwal yang ditentukan. Anabul terkadang membutuhkan pemberian obat cacing lebih dari sekali untuk membunuh cacing yang mungkin baru saja menetas didalam tubuhnya. Selain itu akan direkomendasikan juga untuk pemberian obat kutu rutin, karena penularan cacing juga bisa melalui kutu.

 

Apa yang terjadi jika anabul tidak segera ditangani

            Cacing dapat bermigrasi ke organ lain dan menyebabkan gangguan organ tergantung dari kemana cacing bermigrasi. Selain itu, cacing dapat menyebabkan kehilangan darah dan nutrisi penting yang seharusnya diserap oleh tubuh

 

Apa yang bisa dilakukan jika anabul sudah terinfeksi cacing

Obat cacing bisa diberikan untuk mengobati anabul yang sudah terinfeksi cacing. Pemberian obat cacing perlu dilakukan pengulangan sesuai dengan anjuran dokter hewan untuk memutus siklus hidup cacing. Jika anabul menunjukkan gejala lemas, tidak nafsu makan dan muntah segera bawa ke klinik hewan untuk mendapatkan penanganan intensif. Konsultasikan kondisi anabulmu dengan Aplikasi Satwagia. Download aplikasinya sekarang!

PENANGANAN PERTAMA LUKA PADA KUCING

PENANGANAN PERTAMA LUKA PADA KUCING

Play Video

Pusing juga jika kucing kita luka-luka setelah pulang dari bermain diluar karena berkelahi. Sebagai pet parents kita bisa melakukan penanganan pertama sebelum membawa ke dokter hewan.

Simak tata caranya berikut ini :

1. Mencari luka diseluruh tubuh kucing

Terkadang luka tertutup oleh bulu sehingga kita perlu mencari dengan teliti area mana saja yang terluka

 

2. Membersihkan area luka

Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi dengan air hangat hingga kotoran atau keropeng terangkat

 

3. Mencukur buku di area sekitar luka

Cukur bulu disekitar luka hingga selebar 2-3 cm dari luka

 

4. Antiseptik

Berikan antiseptik pada luka secara merata, bisa menggunakan betadin

 

5. Berikan salep Gentavar

Salep Gentavar merupakan salep luka rekomendasi dokter hewan Satwagia

 

6. Menutup luka

Tutup luka dengan kasa steril dan perban agar tidak terkontaminasi kotoran

 

7. Pasang colar

Colar dapat mencegah agar luka tidak digigiti dan perban terlepas

 

8. Konsultasi ke dokter hewan

Jika membutuhkan panduan lebih detil, bisa konsultasikan ke dokter hewan secara online dengan aplikasi Satwagia.

 

Terkadang luka lebih dalam dari yang terlihat sehingga beresiko terkena infeksi dan timbul nanah. Tanda-tanda jika luka terinfeksi adalah luka tidak kunjung kering, muncul pembengkakan, sakit saat ditekan diarea luka, area luka terasa hangat, bahkan sampai demam dan tidak nafsu makan. Sebelum terjadi hal-hal tersebut segera bawa ke dokter hewan ya pawrents.

Mata kucing berair dan belekan tak kunjung sembuh?

Mata kucing berair dan belekan tak kunjung sembuh?

Mata kucing berair dan belekan tak kunjung sembuh?

mata-kucing-berair

Air mata berfungsi untuk membersihkan bola mata dari benda asing. Namun jika air mata keluar terus menerus disertai dengan belekan apalagi tak kunjung sembuh, Pawrents perlu lebih waspada si pus sedang sakit

 

Tanda-tanda sakit mata

  • Mata kucing selalu berair
  • Terdapat kotoran/belek di mata
  • Kucing selalu mengedipkan mata, bahkan terkadang tidak bisa membuka mata
  • Menggosok mata dengan dengan kaki atau benda disekitarnya
  • Mata memerah

 

Penyebab mata belekan yang sering terjadi

1. Penyakit pernafasan atas

Seringkali mata belekan merupakan gejala dari penyakit pernafasan atas yang disebabkan oleh bakteri atau virus apalagi jika kucing juga mengalami gejala batuk dan pilek. Penyakit pernafasan atas seperti Calicivirus,Chlamydia dan Rhinotracheitis sering menyerang kucing yang belum pernah divaksin, atau kitten dari induk yang juga terinfeksi penyakit yang sama dan belum pernah divaksin. Jika daya tahan tubuh kucing rendah, penyakit akan bertahan lebih lama dan dapat menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu, sehingga perlu segera ditangani oleh dokter hewan.

 

2. Entropion

Entropion adalah kelainan kelopak mata yang terlipat kearah dalam sehingga bulu mata mengiritasi bagian bola mata. Jika kucing mengalami tanda-tanda seperti ini, membutuhkan penanganan bedah oleh dokter hewan.

 

3. Radang (konjungtivitis)

Radang dapat disebabkan oleh iritasi karena berkelahi, terpapar benda yang mengiritasi seperti debu, dan parfum. Peradangan ditandai dengan mata memerah, bengkak, mengeluarkan air mata berlebih, dan sensitif terhadap cahaya.

 

4. Gangguan pada bola mata

Penyakit yang terjadi pada bola mata seperti glaukoma, ulcer pada kornea, dan peradanganan pada bagian bola mata membutuhkan penanganan segera dari dokter hewan karena dapat beresiko menyebabkan kebutaan.

 

Penanganan yang bisa dilakukan dirumah

  1. Dibersihkan dengan air hangat
  2. Memberikan Optivar, obat tetes mata rekomendasi dokter hewan Satwagia

 

Segera ke dokter hewan jika menunjukkan gejala berikut :

  1. Jika tidak kunjung sembuh lebih dari 3 hari
  2. Nampak makin memburuk dari sebelumnnya. Air mata keluar semakin sering bahkan berubah warna dari yang semula bening. Belek atau kotoran mata semakin banyak
  3. Terdapat luka terbuka di area mata
  4. Mata membengkak
  5. Kucing menunjukkan gejala flu, tidak nafsu makan, lesu
Penting! Hal yang perlu diperhatikan dari pakan kucing

Penting! Hal yang perlu diperhatikan dari pakan kucing

cute-cat-eating-food-floor-scaled

 

Menentukan pakan yang cocok untuk kucing Anda merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kucing Anda. Berikut adalah beberapa tip yang dapat membantu Anda memilih pakan yang tepat untuk kucing Anda:

 

 

1. Nutrisi seimbang

Pastikan pakan yang Anda pilih mengandung nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan kucing seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kucing adalah karnivora sejati. Penting untuk melihat kandungan protein yang ada di dalam pakan untuk memastikan apakah kebutuhannya bisa terpenuhi. Hindari memberikan pakan dengan karbohidrat tinggi seperti nasi karena kucing hanya membutuhkan karbohidrat dalam jumlah yang sangat sedikit. Jika dirasa kucing kurang mendapatkan asupan vitamin dan mineral, bisa ditambahkan suplemen dengan anjuran dokter. Nutrisi yang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan gejala seperti kurus dan bulu rontok. Namun jika berlebih, juga dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu.

 

2. Pilih jenis pakan yang sesuai

Terdapat dua jenis pakan yang tersedia yaitu pakan kering dan basah. Pilih jenis pakan yang paling sesuai dengan kebiasaan makan dan kebutuhan kucing Anda. Pakan kering baik untuk kondisi gigi karena teksturnya yang renyah dapat membantu membersihkan plak pada gigi. Pakan basah mengandung kadar air yang tinggi sehingga dapat menambah asupan air harian. Anda dapat mengkombinasikan dua jenis pakan ini

 

3. Perhatikan kandungan air

Kucing membutuhkan banyak air untuk menghindari dehidrasi, sekitar 60ml/kg setiap harinya. Pastikan pakan yang Anda pilih mengandung cukup air atau tambahkan air pada makanan basah untuk membantu memenuhi kebutuhan air kucing.

 

4. Hindari memberi makanan manusia

Makanan manusia tidak selalu sesuai untuk kucing dan bisa berpotensi membahayakan kesehatan mereka. Adapun jika ingin diberikan, konsultasikan dengan dokter hewan.

 

5. Berikan porsi yang tepat

Berikan porsi yang sesuai dengan kebutuhan kucing Anda, hindari memberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan. Jika anda memberikan pakan komersial, cek label kemasan untuk menentukan porsi yang pas.

 

6. Konsultasikan dengan dokter hewan

Dokter hewan dapat memberikan saran yang tepat tentang pemilihan dan takaran pakan yang sesuai dengan kebutuhan kucing Anda, tergantung pada usia, berat badan, dan kesehatan kucing. Yuk konsultasikan melalui Aplikasi Satwagia. Unduh aplikasinya sekarang.