fbpx

Cara Menyembelih Hewan Kurban Yang Sah & Benar Sesuai Menurut Ilmu Kedokteran Hewan

Cara Menyembelih Hewan Kurban Yang Sah & Benar Sesuai Menurut Ilmu Kedokteran Hewan :

  • Pisau yang digunkan harus tajam dan dengan panjang min.20 cm

Apabila pisau tidak tajam maka akan menyakiti hewan karena harus menyayat lebih dari 1x. Panjang pisau min.20 cm bertujuan agar membuat sayatan dapat dilakukan 1x. Kedua hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang membuat hewan stress dan menyebabkan hewan yang disembelih tidak sempurna.

  • Diusahakan menyembelih dengan 1x sayatan

Sayatan pertama yang belum berhasil, maka dapat dilakukan sayatan kedua dengan tidak boleh mengangkat pisau dari leher hewan. Apabila pisau sudah diangkat dari leher hewan tidak boleh menyayat Kembali karena dianggap tidak sempurna.

  • 3 saluran wajib harus putus pada sayatan penyembelihan

Saluran yang wajib terputus yaitu saluran nafas, saluran makan (tenggorokan) dan pembuluh darah. Ketiga saluran harus terputus secara sempurna karena proses ini akan membantu pengeluaran darah dari dalam tubuh hewan secara sempurna. Keluarnya darah secara sempurna akan memberikan kualitas daging yang baik, sehingga daging tidak mudah rusak.

(sumber gambar: ilmuveteriner.com dan penabandung.com)

 

  • Tidak boleh memutuskan atau memisahkan kepala hewan sebelum hewan benar-benar mati

 

  • Indikator ini dapat dipastikan dengan melihat ada atau tidak reflek pada kornea mata hewan. Apabila saat kornea mata disentuh tidak menunjukkan reflek, berarti hewan tersebut telah mati. Hewan yang belum mati sempurna namun sudah dilakukan pemisahan kepala maka akan menyebabkan pengeluran darah yang tidak sempurna. Hal ini akan menyebabkan kualitas daging yang kurang baik dan mudah rusak. Selain itu, pemisahan kepala hewan yang belum benar-benar mati tidak sesuai dengan prinsip kesejahteraan hewan.

 

Cara Mudah Mengatasi Penyakit Chlamydiosis Pada Kucing

Cara Mudah Mengatasi Penyakit Chlamydiosis Pada Kucing

Chlamydiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Chlamydophila felis.
Bakteri ini dapat menginfeksi mata dan saluran pencernaan kucing.

Gejala yang sering teramati pada kucing yang terinfeksi adalah peradangan pada mata (konjungtivitis)
sehingga mata terlihat merah dan berair, bersin, batuk, ada leleran dari hidung, dan kurang nafsu makan.

Kucing juga dapat mengalami kesulitan bernafas karena radang paru-paru.
Pada infeksi yang berlangsung lama, mata kucing akan tertutup oleh kotoran mata serta nanah dan leleran hidung
menjadi berwarna hijau hingga kuning keruh karena adanya infeksi sekunder.

Infeksi tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada bola mata hingga menyebabkan prolaps bulbi (bola mata tertekan keluar dari rongganya).
Apabila bola mata sudah rusak dan hancur, maka harus dilakukan operasi pengangkatan bola mata atau enukleasi.

Chlamydia dapat menginfeksi kucing dari berbagai umur, namun kasus pada anak kucing adalah yang paling sering terjadi.
Resiko penyakit chlamydiosis akan semakin tinggi pada rumah dimana banyak kucing tinggal bersama.
Penularan dapat terjadi apabila  bakteri dari bersin/batuk dari kucing terinfeksi mengenai kucing yang sehat.
Atau droplet bersin/batuk tersebut terbawa oleh manusia dan mengontaminasi barang-barang seperti tempat tidur ataupun tempat makan.

Penanganan yang dapat dilakukan apabila kucing dicurigai terinfeksi Chlamydia adalah:

  • Segera jauhkan dari kucing yang sehat
  • Desinfeksi peralatan maupun ruangan di rumah
  • Lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter hewan terdekat agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan

Pencegahan penyakit chlamydiosis dapat dilakukan dengan:

  • Melakukan vaksinasi secara teratur
  • Menjaga agar kucing tetap berada di dalam rumah
  • Memperhatikan kebersihan personal dan kebersihan kandang kucing

Penyakit Chlamydia cukup fatal terutama pada anak kucing dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyembuhannya.
Vaksinasi merupakan pencegahan yang paling baik dilakukan untuk menurunkan resiko tertular pada kucing.

Jadi jangan lupa bawa kucing kamu vaksinasi rutin ya..

 

 

Cara Mudah Mengatasi Diare Pada Kucing, Anjing dan Kelinci

Cara Mudah Mengatasi Diare Pada Kucing, Anjing dan Kelinci

Apa itu diare?

Bagaimana gejala diare?

Apa penyebab diare?

Berbahayakah diare?

Pencegahan diare bagimana?

Pengobatan diare bagaimana?

 

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar (lebih dari 3x sehari) dengan konsistensi lembek sampai cair. Diare  terjadi karena peningkatan cairan di usus halus atau usus halus tidak mampu menyerap cairan yang ada atau gerakan usus halus terlalu cepat sehingga mendorong cairan keluar.

 

Gejala diare pada pada kucing atau anjing:

-Sering buang air besar

-Lemas

-Tidak nafsu makan

-Rambut terlihat kusut

-Bagian pantat terlihat basah

 

Diare bisa disebabkan oleh

-makan atau minum yang pakan atau air terkontaminasi kuman berbahaya (bakteri, protozoa) yang kemudian menyebabkan infeksi

-infeksi cacing usus

-infeksi virus yang menyerang usus

-keracunan

-Pergantian pakan atau salah pakan terutama kucing yang sangat rentan dengan perubahan kompisi nutrisi pada pakan

-obat-obatan tertentu dengan efek samping menyebakan diare

-Stres atau shock ketika ketakutan atau berkelahi dengan hewan lain

 

Dia adalah suatu gejala atau anda kalau usus sedang mengalami masalah. Jika usus terserang virus diare bisa menyebabkan kematian. Jika diserang bakteri, protozoa, atau cacing, diare akan menimbullkan gejala dehidrasi, lemas, tidak nafsu makan yang jika tidak segera ditangani akan membayahakan nyawa hewan karena akan menyebabkan dehidrasi parah.

 

Diare bisa dicegah dengan rutin memberikan probiotik untuk menjaga kesehatan usus halus. Probiotik ini akan menjaga usus halus dengan cara membentuk kekebalan dari serangan virus, bakteri, protozoa, atau cacing.  Probiotik yang disarankan dan dipakai dokter hewan adalah Probiovar

 

Jika hewan sudah terkena diare biasa dokter akan memberikan obat anti diare sesuai dengan gejala dan penyebab. Namun untuk mengurangi frekusensi buang air besar dokter hewan akan memberikan attapulgite yang berfungsi menyerap racun yang dikeluarkan oleh bakteri atau zat penyebab diare. Jika diare yang disebabkan oleh bakteri, dokter hewan akan memberikan antibiotik. Jika terdapat cacing di feses hewannya, dokter hewan akan memberikan obat cacing sekalian. Untuk memperbaiki usus halus yang rusak karena infeksi bakteri, protozoa, virus atau cacing, dokter akan memberikan probiotik yang juga berfungsi memperbaiki permukaan usus halus (vili-visi usus). Probiotik yang biasa dipakai dokter hewan adalah Probiovar.

Ringworm Pada Kucing dan Anjing

Ringworm Pada Kucing dan Anjing

Apa itu ringworm?

Bagaimana gejala ringworm?

Apakah menular dan berbahaya bagi hewan dan manusia?

Bagaimana pencegahan ringworm? Jika sudah terjadi bagaimana?

 

Ringworm atau dermatohytosis atau biasa awamnya jamuran adalah penyakit yang disebkan oleh cendawan. Pada kucing dan anjing biasanya disebakan oleh cendawan Tricophyton dan Microsporum. Cendawan ini menyerang bagian tubuh yang ada keratinnya seperti kulit dan rambut. Cendawan ini memakan keratin untuk bertahan hidup. Hewan yang terkena cendawan ini akan membentuk lingkaran bulat merah. Dinamakan ringworm karena dahulu bentuk lingkarang yang terbentuk mirip seperti infeksi cacing. Cendawan penyebab ringworm sebenarnya spora normal di tubuh kucing atau anjing. Namun akan menimbulkan masalah jika hewan mengalami penurunan imunitas.Ringworm ini sering terjadi di musim-musim pancaroba atau hujan.

 

Gejala ringworm yang bisa dilihat adalah:

-Rambut mengalami kebotakan dan membentuk pola lingkaran

-Hewan sering menggaruk di area kebotakan

-Kulit berkerak dan kemerahan

 

Ringworm ini bisa menular ke hewan lainnya dan juga manusia. Ringworm ini tidak mematikan dan sangat mudah menular. Hewan yang tekena menularkan dengan cara kontak langsung dengan hewan sehat atau manusia. Selain itu spora jamur ini bisa bertahan hidup di rambut hewan selama 1 tahun di suhu kamar.

 

Pencegahan ringworm bisa dilakukan dengan cara rutin memandikan setiap minggu menggunakan shampo khusus hewan seperti fresh clean. Atau jika tidak ada waktu memandikan bisa di grooming di satwagia terdekat. Selain itu juga di support dengan pemberian supplemen seperti fish o plus. Jika sudah kena pengobatan bisa dilakukan dengan cara dimandikan dengan shampo kusus jamur. Namun sebaiknya segera dibawa di ke dokter hewan untuk ditangani lebih lanjut. Biasanya dokter hewan akan memberikan obat minum, salep, dan disarankan untuk grooming terapi kutu serta dibantu dengan pemberian suplemen herbafit

Jenis-Jenis Grooming Pada Kucing Anjing, Nomor 5 Jarang Ada

Jenis-Jenis Grooming Pada Kucing Anjing, Nomor 5 Jarang Ada

Menurut kamus Cambridge University, grooming aktivitas atau kegiatan yang membuat tubuh jadi bersih dan rapi. Pernah liat kucing menjilat-jilat tubuhnya? Itu salah satu grooming alami yang dilakukan kucing. Air liar kucing bisa membunuh kuman dan jamur yang ada di kulit kucing. Tapi tidak semua bagian tubuh bisa dijilati oleh kucing, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh lain terkena penyakit kulit.

 

Terkadang anabul juga sering bermain-main di tempat yang kotor. Tentunya rambutnya jadi kotor, bau dan berantakan. Kita juga tidak tau anabul kita bisa  membawa penyakit menular atau tidak. Penyakit menular yang sering terjadi pada anabul adalah kutuan dan jamuran. Terkadang kita langsung memandikan anabul kita jika dia bau atau kotor. Tapi apakah grooming yang kita lakukan sudah tepat? Apakah shampoo nya udah benar? Atau ternyata anabulnya terkena kutu dan jamur? Berikut jenis-jenis grooming yang harus kamu ketahui:

 

 

grooming kucing

 

1.     Grooming sehat

Grooming ini khusus untuk hewan yang sehat. Status sehat ini ditentukan oleh dokter hewan. Ketika kamu grooming ke klinik hewan biasanya anabul kamu akan diperiksa oleh dokter hewan terlebih dahulu. Syarat anabul bisa digrooming adalah tidak bunting, tidak demam, dan berumur diatas 2 bulan.

 

Grooming sehat memakai shampoo khusus hewan. Jangan sesekali memakai shampo manusia untuk hewan karena pH shampoo nya berbeda. Shampo manusia cenderung asam sedangkan pH shampo hewan cenderung netral. Kalau pakai shampo manusia bisa merusak kulit hewan karena lapisan atas kulit anabul lebih tipis dibanding manusia. Bagusnya grooming dilakukan 1x seminggu untuk menjaga anabul kamu sehat selalu. Shampoo yang sering digunakan adalah fresh clean

 

2.     Grooming kutu

Grooming ini khusus untuk anabul kutuan. Sebenarnya ada banyak jenis kutu di anabul. Ada yang hidup di atas kulit atau di atas rambut. Ada yang menghisap darah, memakan kerak kepala atau memakan rambut. Hewan yang terserang kutuan gejalanya gatal-gatal, bulu rontok, kulit kemerahan, badan kurus, dan nafsu makan menurun.

 

Nah grooming kutu ini dilakukan untuk membunuh kutu-kutu itu. Grooming kutu menggunakan shampo khusus kutu. Shampo yang biasa dipakai adalah fresh clean anti kutu Bagusnya grooming kutu ini dilakukan selama 1x seminggu selama 3 minggu. Kenapa 3 minggu? Karena siklus hidup kutu itu rata-rata 3 minggu. Diatas kulit anabul kamu itu hidup kutu dewasa, kutu mudah, larva dan telur. Jadi untuk membunuh semua kutu dewasa, kutu muda, larva dan telur setidaknya butuh 3x mandi. Ketika kamu datang ke klinik hewan dokter akan memberikan suplemen juga buat meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh. Biasanya suplemen yang sering diberikan adalah HerbaFit.

 

3.     Grooming jamur

Sering liat kucing kamu rambutnya botak pada area-area tertentu, berbentuk bulat dan digaruk-garuk?Kemungkinan anabul kamu terkena jamur. Jamur ini hidup di permukaan kulit. Jamur ini sering disebut dengan ringworm. Jamur ini sangat menular, bahkan bisa menular ke manusia. Jamur ini akan merusak rambut dan membuat rambut jadi rontok. Kalau parah bisa membuat rambut jadi botak, kulit dan kuku jadi rusak.

 

Ringworm ini banyak di lingkungan. Sebenarnya ringworm spora normal di tubuh anabul. Jamur ringworm akan jadi penyakit ketika kondisi hewan sedang drop atau stres. Untuk mengatasi ringworm ini, anabul kamu harus dimandikan dengan shampoo kusus jamur. Groomingnya 1x seminggu sampai sembuh dan harus dibantu dengan obat dari dokter. Jadi pengobatan ringworm ini harus dari luar dan dalam. Kalau tidak, ringworm nya suka kambuh lagi.

 

Untuk pencegahan sebaiknya anabul kamu di grooming 1x seminggu di klinik hewan untuk pencegahan dini. Kamu bisa juga shampoo jamur yang banyak dijual, tapi kalau ingin infeksi jamurnya tuntas, anabul kamu harus di bawa ke dokter hewan

 

4.    Grooming kombinasi

Grooming ini adalah kombinasi gabungan grooming kutu dan jamur. Jadi jika kucing kamu hanya kutuan atau jamuran setelah diperiksa dokter hewan biasanya dokter hewan akan menyarakan untuk grooming kombinasi untuk pencegahan dini.

 

 

5.     Gromming kering

Ini grooming yang tidak menggunakan air. Grooming kering menggunakan bedak khusus untuk mengatasi kutuan atau jamuran. Grooming ini dilakukan jika anabul tidak bisa dimandikan seperti anabul yang lagi bunting, lagi sakit atau masih kitten umur dibawah 2 bulan.

 

6.     Trimming

Trimming adalah potong kuku. Kuku anabul harus rutin dipotong untuk mencegah cakar melukai anabul lainya atau kita sendiri. Sudah menjadi kebiasaan alami kucing untuk menggaruk-garuk kayu, tembok, sofa atau gorden. Tujuannya untuk mengasah kuku mereka.

 

Untuk memotong kuku harus hati-hati, karena di dalam kuku anabul  terdapat pembuluh darah. Berbeda dengan manusia dimana pembuluh darahnya dibawah kuku. Jika kamu memotongnya sembarangan pembuluh darah akan ikut terpotong. Anabulnya akan jadi luka. Sebaiknya kamu potong kuku di klinik hewan untuk memastikan kucing kamu ditriming dengan benar

 

7.     Hair cut atau hair shave

Anabul juga harus potong rambut atau cukur rambut. Terutama anabul berbulu panjang seperti kucing Persia. Jika jarang disisir kucing rambut kucing bisa jadi gimbal. Untuk mengatasinya bagian rambut yang gimbal ini harus dipotong.  Jika gimbal sudah parah, bagusnya dicukur botak.

 

Jika kucing stres atau kekurangan vitamin A, D, atau E, omega 3 atau omega 6, bulu kucing akan mudah rontok. Kucing juga punya kebiasaan menjilati rambutnya. Jika rambutnya mudah rontok, rambut akan tertelan. Rambut akan masuk ke saluran pencernaan dan kemudian menjadi hairball. Kucing yang terkena hairball biasanya akan muntah-muntah, batuk-batuk dan susah poop. Untuk mengatasi bulu rontok dan hairball kamu bisa berikan minya ikan khusus kucing seperti fihs o plus.

 

7 Alasan Kenapa Harus Ke Dokter Hewan

     Sering hewan kesayangan kita tidak mau makan, lemas, jadi pendiam atau menghindar ketika kita mendekat. Berhubung udah kita anggap keluarga sendiri si hewan harus kita kasih  obat. Mulai lah kita mencari-cari informasi dari google tentang cara mengatasi gejala ini, gejala itu. Lalu munculah beberapa artikel. Sebagain artikel mungkin benar, namun siapa yang bisa memastikan itu benar. Atau mungkin kita juga sering mencari obat nya ke marketplace seperti tokopedia, shopee,  bukalapak, lazada, atau blibli. Atau kita langsung mencari di petshop dekat rumah. Dari marketplace kita akan dapat gambaran review dari produk itu. Produk ini bisa menyembuhkan. Lalu kita beli lah produknya. Ketika barang udah sampai rumah langsung kita kasihkan ke hewan kita. Kadang sembuh kadang tidak. Apakah obatnya tidak ampuh? Tentu tidak. Bisa jadi obat nya tidak tepat. Hewan kita terkena penyakit A malah kita kasih obat untuk mengatasi penyakit B. Oleh karena itu segala sesuatu emang harus diserahkan pada ahlinya. Kalau sakit ya dibawa ke dokter. Begitu juga dengan hewan, kalau sakit ya di bawa ke dokter hewan.

Berikut 7 alasan kenapa kamu harus bawa hewan kamu ke dokter hewan

  1. Dokter hewan tau kenapa hewan kamu sakit

Kalau kita berobat  ke dokter, dokter pasti nanya, apa yang dirasakan, sudah berapa lama, udah minum obat apa aja. Kalau hewan tentu hewannya tidak bisa jawab kalau di tanya. Kalau ditanya pemilknya juga pasti tidak bisa jawab. Nah disinilah ilmunya dokter hewan. Dokter hewan tau kenapa hewan kamu sakit

  1. Dokter hewan tau bagaimana menangani hewan kamu

Kebanyakan hewan pastinya susah diobatin karena hewan tidak tau kalau dia harus minum obat supaya sembuh. Sering hewannya berontak atau mencakar pemilik atau malah hewannya yang terluka atau cidera. Jadi sangat membahayakan bagi pemilik dan hewannya. Jika kamu bawa ke dokter hewan, hewan kamu akan ditangani sebaik mungkin. Pastinya hewan kamu mau dikasih obat dan ditangani dengan baik

  1. Dokter hewan tau penanganan yang cocok untuk hewan kamu

Apakah semua penyakit hanya perlu obat? Tentu tidak. Beberapa penyakit bisa menular ke hewan lain bahkan ke manusia. Jika kamu punya banyak kucing dan yang kamu tangani cuma yang sakit, apakah kamu dan hewan lainnya jadi aman? Tentu tidak. Untuk menangani suatu penyakit ada banyak pendekatan. Bisa dengan terapi pakan, terapi obat, isolasi dan masih banyak lagi. Hanya dokter hewan yang tau penanganan yang cocok buat hewan kamu.

  1. Dokter hewan tau obat apa yang cocok buat hewan kamu

Sering kita baca di internet, kalau kucing demam dikasihnya parasetamol. Parasetamol memang obat demam,  tapi malah jadi racun kalau dikucing. Tidak ada yang mau meracuni kucing tentunya. Masih banyak lagi obat yang bakalan jadi racun di kucing atau anjing. Apakah kamu masih mau mengobati hewan kamu sendiri tanpa ke dokter hewan?

  1. Dokter hewan tau dosis obat yang tepat buat hewan kamu

Apakah obat yang dijual bebas di pasaran itu dosisnya tepat buat hewan kamu? Belum tentu, apalagi obatnya tidak dibuat oleh perusahaan obat hewan yang ada dokter hewannya.

  1. Dokter hewan tau berapa lama hewan kamu diobati dan akan sembuh

Karena dokter hewan tau tantang obat dan dosisnya, kesembuhan hewan kamu bisa diprediksi. Jadi kamu tidak buang waktu dan tenaga buat mencari obat lain lagi jika tidak sembuh

  1. Dokter hewan tau cara biar hewan kamu tidak terserang penyakit yang sama lagi

Ketika hewan kamu sakit pastinya sedih dong. Gak ada yang mau hewanya terserang penyakit yang sama lagi. Jika kamu obatin sendiri bisa jadi penyakitnya akan kambuh lagi. Penyakit muncul biasanya karena perawatan yang tidak tepat. Dokter hewan akan menganjurkan perawatan yang tepat buat hewan kamu dan tidak terserang penyakit yang sama lagi.